AD (728x60)

Minggu, 04 Desember 2016

Job Seeker vs Job Creator

Share & Comment
Dalam kesempatan ini saya akan memaparkan hal yang paling umum dibicarakan tentang masalah pekerjaan bagi para pemuda yang telah menyelesaikan masa belajarnya. Adapun hal yang dimaksud adalah pencari kerja dan pembuat lapangan pekerjaan baru (job seeker vs job creator). Baiklah untuk mempersingkat waktu saya langsung saja memulai pemaparan hal tersebut 


Hidup adalah sebuah pilihan, terkadang dalam hidup kita dihadapkan pada pilihan yang rumit, dan hal ini berlaku bagi semua orang. Seperti halnya diri saya yang telah menyelesaikan masa sekolah saya di sebuah SMK. Saya sempat bingung setelah saya lulus dari SMK, saya akan bekerja ataukah melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S1. Tapi setelah lulus itu awalnya saya memilih untuk bekerja, bahkan saya setelah lulus telah diterima disebuah perusahaan, dan saya pun menjalani hidup sebagai seorang karyawan. Namun setelah pengumuman kelulusan SNMPTN, dan saya dinyatakan lulus dan diterima di sebuah perguruan tinggi negeri saya pun memilih untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S1. Setelah saya masuk ke perguruan tinggi, saya pun sempat berpikir, nanti setelah lulus saya akan menjadi seorang pencari kerja (job seeker) ataukah menjadi seorang pencipta lapangan kerja (job creator), sebab nanti setelah lulus saya begitu juga anda yang masih sekolah akan berada di dunia yang sesungguhnya yang pastinya penuh dengan tantangan. 
Maka dari itu untuk mengahadapi hal tersebut kita harus mempersiapkan diri kita dari sekarang secara matang dan mulai untuk menentukan pilihan terutama dalam hal pekerjaan, yang pastinya akan berpengaruh padaa masa depan kita. Ada dua pilihan dalam hal pekerjaan yakni, being a job seeker or being a job creator, dan jawabannya ada di diri kita masing-masing

Being a Job Seeker
Ketika kita memilih sebagai job seeker, kita akan kembali dihadapkan pada pilihan jenis pekerjaan. Apakah pekerjaan yang ingin kita geluti?. Linear dengan ilmu yang kita pelajari atau justru tidak linear dengan ilmu yang kita pelajari. Dari pilihan tersebut pasti memiliki konsekuensi masing-masing.
Pekerjaan yang linear dengan ilmu yang kita pelajari sewaktu kuliah akan memberikan kesempatan bagi kita untuk mengaplikasikan ilmu yang kita punya dalam kehidupan dan situasi yang real (nyata). Pekerjaan ini juga akan memudahkan kita untuk melakukan adaptasi sebab kita telah tahu tentang teori pekerjaan tersebut atau bahkan kita telah terbiasa dengan pekerjaan tersebut, jadi kita hanya perlu untuk mengaplikasikannya di kehidupan nyata.
Berbeda halnya dengan jenis pekerjaan yang tidak linear dengan ilmu yang kita miliki. Dalam hal ini pasti penuh dengan tantangan dan dibutuhkan waktu untuk belajar dan melakukan penyesuaian diri. Meski demikian, pekerjaan yang terasa baru ini akan memberikan pengalaman baru serta ilmu yang baru bagi kita. Modal utama yang harus kita punya adalah kemampuan adaptasi, bersosialisasi, berkomunikasi, serta keinginan yang kuat untuk melakukan setiap hal yang baru.
Setelah berhasil menentukan jenis pekerjaan yang ingin kita geluti, selanjutnya kita akan dihadapkan pada jenis instansi atau kantor tempat kita bekerja. Pemilihan tempat pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang mudah sebab pada jaman sekarang jumlah pencari kerja mengalami peningkatan yang tinggi yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerjaan yang tersedia, sehingga resiko pengangguran itu sangat mungkin. Maka dari itu setiap kesempatan yang tersedia harus bisa kita manfaatkan. Jadi dalam menentukan tempat pekerjaan, kita jangan sampai terpengaruh dengan ucapan orang, melainkan harus dari diri kita sendiri, sebab segala sesuatu yang berasal dari keinginan kita sendiri pasti akan berujung pada hasil yang kita harapkan. Begitu pula dalam pekerjaan, harus kita lakukan secara iklhas, karena dengan hal itu pekerjaan yang kita lakukan pasti akan menghasilkan sesuatu yang paling, yang secara langsung akan berpengaruh pada karier kita di masa depan.

Being a Job Creator
Menjadi seorang mencipta lapangan pekerjaan adalah sebuah usaha yang mulia, apalagi kita sebagai generasi muda yang dipercaya sebagai agen perubahan. Jadi secara tidak langsung kita juga dipercaya untuk bisa berkarya, memberi solusi bagi suatu permasalahan. Maka dari itu kita harus mampu menjadi seorang kreator dengan bantuan kreativitas dan keberanian.
Manjadi seorang job creator bukanlah sesuatu yang sulit, bukan juga sesuatu yang mudah. Sebagai job creator kita dihadapkan pada tantangan untuk sukses dan gagal dengan perbandingan yang sama yakni 50 : 50. Tapi dengan perhitungan dan analisa yang tepat perbandingan tersebut dapat kita ubah menjadi 99 : 1. Ini sangat mungkin terjadi dengan berbekal ilmu yang telah kita pelajari semasa sekolah dulu, serta dengan bantuan mau untuk belajar dari seorang job creator yang telah berhasil.
Job creator dikatakan sebagai usaha yang mulia sebab job creator bisa mengurangi pengangguran karena bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Coba bayangkan jika seorang job creator bisa mengurangi pengangguran sebanyak lima orang, maka 100 orang job creator bisa mengurangi pengangguran sebanyak 500 orang. Jika hal ini bisa dilakukan oleh banyak orang pasti jumlah pengangguran akan bisa untuk ditekan atau bahkan tidak ada pengangguran lagi.

Job Seeker vs Job Creator
Menjadi seorang job seeker ataupun job creator merupakan pilihan dari diri kita sendiri, namun ada hal mendasar yang mebedakan kedua pilihan tersebut. Adapun hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut
  1. Job Seeker
    Menjadi seorang job seeker akan dihadapkan pada perosalan berikut
    • Terikat waktu dan tugas
      Seorang karyawan masti memiliki jadwal kerja dan tugas tersendiri dari perusahaan tempat kita bekerja, sehingga sangat memungkinkan jarang tersedia adanya waktu luang. 
    • Ketergantungan
      Seorang karyawan pasti tidak bisa untuk bekerja secara mandiri, pasti ia memerlukan bantuan dari orang lain. Dan hal yang paling mendasar karyawan pasti memiliki ketergantungan terhadap perusahaan tempa ia bekerja 
    • Menjadi karyawan dari pimpinan
      Sebagai seorang karyawan, kita pasti akan memiliki seorang pimpinan yang harus kita hormati, sekaligus sebagai pengawas kita dalam lingkungan perusahaan
  2. Job Creator
    Hal menyenangkan yang dimiliki oleh seorang job creator adalah
    • Membuka dan menciptakan lapangan pekerjaan
      Seorang job creator pasti akan membuka lapangan pekerjaan baru, yang pastinya akan memberi kesempatan bagi orang lain untuk mendapatkan suau pekerjaa.
      Mandiri
      Seorang yang telah memilih sebagai job creator, dapat dikatakan telah memiliki sikap mandiri yang tinggi, yang tidak tergantung lagi ke orang lain. Sebab mereka telah berani berusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru. 
    • Lebih kreatif, inovatif, dan dinamis
      Kreatif, inovatif, dan dinamis merupakan sikatp yang harus dimiliki oleh seorang jon creator, sebab semua sikap ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mereka 
    • Tidak terikat waktu
      Jika kita memilih sebagai seorang job creator, maka jadwal kerja yang mengatur pasti kita sendiri, sehingga bisa dikatakan kita tidak terikat oleh waktu seperti halnya kita bekerja pada suatu perusahaan 
    • Membantu orang lain
      Dengan menjadi job creator kita bisa membantu mereka yang tidak memiliki pekerjaan atau belum bekerja untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang layak.
Jadi apa yang anda pilih being a job seeker or being a job creator?

Demikianlah hal yang bisa saya paparkan tentang pencari kerja dan pencipta lapangan kerja baru, semoga bermanfaat dalam kehidupan anda. Sampai jumpa dipostingan menarik berikutnya
Tags:

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Information Technology Blog

Copyright © Teknologi Informasi | Designed by Templateism.com